Bulukumba, Garuda Citizen– Banyak diantara kita masih belum mengenal suku yang satu ini, Suku ini identik dengan pakainya yang serba Lotong dalam bahasa Indonesia berarti Hitam (Le’leng). Warna hitam melambangkan kesederhanaan masyarakat setempat, menunjukkan kekuatan. Suku ini adalah Kajang Ammatoa, yang terletak di desa Tana Toa, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Bahasa sehari-hari penduduk Kajang menggunakan bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa Bahasa Konjo.
Kali ini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai melakukan studi banding yang diikuti oleh 3 jurusan yakni Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) dari semester 3, jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dari semester 1 dan jurusan Tadris Matematika (MT) dari semester 1, Minggu (01/12/2019). Yang didampingi oleh dosen pembimbing ibu Nurhasanah, pak Muhlis, dan dosen lainya.
Adanya studi banding ini mengajarkan mahasiswa(i) agar mampu menghargai dan menjunjung tinggi adat istiadat yang ada.
Sebelum memasuki kawasan Kajang Ammatoa kita terlebih dahulu melakukan registrasi, sedikit arahan dan wejangan oleh pemandu wisata. “Banyak hal yang harus diperhatikan apabila sudah berada di kawasan Kajang Ammatoa, seperti halnya menjaga lisan, menjaga tingkah laku, larang memotret dan lain sebagainya”, ujar pemandu wisata. Hal tersebut dimaksudkan agar budaya, ada istiadat, dan kearifan lokal suku Kajang Ammatoa tidak hilang. Seperti yang telah dibahasakan oleh pemandu wisata menjelaskan bahwa sepanjang kita disuguhkan dengan pemandangan pepohonan yang hijau, deretan rumah yang memiliki ukuran dan jenis yang sama, dan tidak ada aliran listrik, bahkan hanya satu sumber air (sumur) agar hal tersebut menjadi identitas dan kearifan lokal suku tersebut. (Suci)
